Dilansir dari (http://www.ubudwritersfestival.com/blog/kenali-penulis-emerging-indonesia-2017-aksan-taqwin-embe/), di tahun 2017 Ubud Writers & Readers Festival menyeleksi 15 Penulis Emerging Indonesia untuk hadir dan tampil di panggung sastra internasional tersebut bersama penulis, pegiat, dan kreator seni terbesar dunia. Selain itu, karya-karya yang terpilih akan diterjemahkan ke bahasa Inggris dan diterbitkan dalam buku Anthology 2017. Ke-15 Penulis Emerging ini dipilih oleh tim kurasi yang terdiri dari Seno Gumira Ajidarma, Leila S. Chudori, dan Warih Wisatsana.
Ubud Writer and Reaaders Festival (UWRF) menghadirkan seri Kenali Penulis Emerging Indonesia 2017, di mana blogger UWRF, Putu Aruni Bayu akan melayangkan beberapa pertanyaan kepada masing-masing Penulis Emerging tersebut untuk mengenali mereka dan karya mereka lebih jauh.
Di tahun ini Aksan Taqwin Embe kelahiran dari Kota Soto Lamongan menjadi salah satu penulis yang lolos UWRF. Gelaran festival yang dilaksanakan di Ubud Bali ini dihadiri oleh sastrawan ternama dari mancanegara.
Aksan Taqwin yang kini merantau ke Tangerang, Banten sejak 2013 lalu, telah mendulang prestasi yang membanggakan bagi civitas academica Univ. PGRI Ronggolawe (Unirow). Salah satu kumpulan cerpennya, Racik Kopi telah dinobatkan sebagai karya emerging Indonesia UWRF. “Saya terinspirasi dari kota kelahiran saya. Di Lamongan terutama di pesisir, warung kopi didominasi oleh perempuan-perempuan sebagai tukang seduh dan teman bicara untuk pengunjung.”ungkap Tagwin saat dihubungi melalui telpon pintar.
Ia menambahkan, kisah racik kopi itu sebenarnya pengunjung bukan hanya sekadar datang untuk menikmati segelas kopi, namun tujuan utamanya adalah untuk duduk dan bicara bareng perempuan penyeduh kopi. Tidak heran para penyeduh kopi selalu memperbaiki penampilan dan memoles diri untuk memikat para pengunjung. Bermula dari itulah cerpen itu lahir menjadi karya yang luar biasa.
“UWRF adalah incaran bahkan persaingan sengit untuk anggota Kostra Unirow Tuban, ketika kami semua masih kuliah,” tambah Bapak satu anak ini sambil tersenyum hangat.
Penulis jebolan Komunitas Sanggar Sastra (Kostra) Unirow Tuban, saat ini menjadi guru Bahasa Indonesia dan Kepala Urusan Kesenian dan Ketrampilan di Pondok Pesantren Daar El-Qolam Program Excellent Class Tangerang. Semangat menulisnya tidak pernah memudar sejak bangku kuliah ternyata membuahkan karya sastra menggemetarkan di tengah kesibukannya mengajar.
Rep: Zanky
Editor: Antok